Tripoli - Pemimpin Libya Moammar Khadafi tengah mengalami tekanan diplomatik dari Russia dan bombardir NATO. Pada Jumat malam, NATO melancarkan serangannya ke beberapa tempat di Tripoli.
Russia juga bergabung dengan Barat untuk menyerukan turunnya Khadafi dari kursi pemerintahan. Ini merupakan perubahan yang mencolok pada Moskow. Sebelumnya, Moskow merupakan pengkritik keras atas intervensi NATO.
Presiden Russia Dmitry Medvedev menyatakan, Khadafi sudah tidak berhak untuk memimpin negaranya lagi. "Dunia tidak melihatnya lagi sebagai pemimpin Libya," ujar Medvedev seperti dilansir
Reuters, Sabtu (28/5/2011).
Oposisi Libya di Benghazi mencoba untuk menjadikan dirinya sebagai calon pemerintah yang sah bagi Libya. Sejauh ini, pihak oposisi juga telah mendapat dukungan dari beberapa negara, termasuk Russia.